KEHIDUPAN DAN RITUAL KEAGAMAAN DI DESA TLEKUNG
Kehidupan keagamaan pada masing-masing
wilayah terkadang memiliki keunikan- keunikan tersendiri. Artinya ritual keagamaan ataupun
kehidupan keagamaan masyarakat satu dengan yang lainnya akan berbeda-beda,
tergantung bagaimana masyarakat tersebut memahami ajaran islam yang mereka
dapatkan. Nah salah satu desa yang kental dalam kehidupan keagamaan dan ritual
keagamaannya adalah di Desa Tlekung.
Mayoritas penduduk Desa Tlekung, Kecamatan
Junrejo, Kota Batu, pemeluk agama Islam tercatat kurang lebih 3.872 orang
memeluk agama Islam dari 4.144 penduduk di Desa Tlekung dan memiliki enam
masjid dan empat belas musholah. Rata-rata penduduk Desa Tlekung menganut paham
Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah. Oleh karena itu nuansa keagamaan Islam masih
terasa kental dalam kehidupan masyarakat Tlekung. Beragam kegiatan keagamaan
Islam rutin digelar di Desa Tlekung.
Warga rutin menggelar pengajian setiap
seminggu sekali, pengajian rutin setiap dua minggu sekali dan tahlilan Ibu-ibu
dan Bapak-bapak setiap hari Kamis Legi, kemudian Jam’iyah sholawatan Riyadhul
Jannah. Namun karena di Desa Tlekung terdiri dari empat Dusun yakni Dusun
Krajan lor, Dusun gangsiran Ledok, Dusun Gangsiran Putuk, Dusun Krajan Kidul waktu dan tempat pengajian rutin tiap
Dusun pun berbeda salah satunya di Dusun Krajan Lor.
Selain kegiatan keagamaan untuk orang
dewasa, Desa Tlekung juga menggiatkan pendidikan agama Islam untuk anak-anak
usia dini. Anak-anak sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua nya untuk
mengikuti pengajian di TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an) yang sudah difasilitasi
oleh aparatur Desa Tlekung setiap hari senin sampai jumat dengan jumlah murid
laki-laki 37 anak, perempuan 53 anak dan tenaga pengajar 7 guru. Selain diajari
membaca al-Qur’an anak-anak juga diajari praktek bacaan solat lima waktu,
wiridan dan doa-doa sesudah solat, anak-anak juga dikenalkan dengan shalawat
agar tumbuh dalam hati mereka kecintaan terhadap nabi Muhammad.
Ada yang menarik dalam pengajaran al-Qur’an
untuk anak-anak TPQ di Desa Tlekung yaitu dengan menggunakan metode Yanbua yang
diajarkan oleh KH Arwani Amin, Kudus yang dimana metode yanbua adalah metode
baca tulis dan menghafal al-Qur’an dan untuk membaca nya anak tidak boleh
mengeja tetapi membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak
putus-putus disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf. Seperti itulah
kehidupan dan ritual keagamaan di Desa Tlekung yang masih sangat kental
diajarkan dan di praktekan oleh masyarakat Desa Tlekung. (Atsna Farihatul Ulya,
Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim)
Kehidupan keagamaan pada masing-masing
wilayah terkadang memiliki keunikan-keunikan
tersendiri. Artinya ritual keagamaan ataupun kehidupan keagamaan masyarakat
satu dengan yang lainnya akan berbeda-beda, tergantung bagaimana masyarakat
tersebut memahami ajaran islam yang mereka dapatkan. Nah salah satu desa yang
kental dalam kehidupan keagamaan dan ritual keagamaannya adalah di Desa
Tlekung.
Mayoritas penduduk Desa Tlekung, Kecamatan
Junrejo, Kota Batu, pemeluk agama Islam tercatat kurang lebih 3.872 orang
memeluk agama Islam dari 4.144 penduduk di Desa Tlekung dan memiliki enam
masjid dan empat belas musholah. Rata-rata penduduk Desa Tlekung menganut paham
Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah. Oleh karena itu nuansa keagamaan Islam masih
terasa kental dalam kehidupan masyarakat Tlekung. Beragam kegiatan keagamaan
Islam rutin digelar di Desa Tlekung.
Warga rutin menggelar pengajian setiap
seminggu sekali, pengajian rutin setiap dua minggu sekali dan tahlilan Ibu-ibu
dan Bapak-bapak setiap hari Kamis Legi, kemudian Jam’iyah sholawatan Riyadhul
Jannah. Namun karena di Desa Tlekung terdiri dari empat Dusun yakni Dusun
Krajan lor, Dusun gangsiran Ledok, Dusun Gangsiran Putuk, Dusun Krajan Kidul waktu dan tempat pengajian rutin tiap
Dusun pun berbeda salah satunya di Dusun Krajan Lor.
Selain kegiatan keagamaan untuk orang
dewasa, Desa Tlekung juga menggiatkan pendidikan agama Islam untuk anak-anak
usia dini. Anak-anak sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua nya untuk
mengikuti pengajian di TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an) yang sudah difasilitasi
oleh aparatur Desa Tlekung setiap hari senin sampai jumat dengan jumlah murid
laki-laki 37 anak, perempuan 53 anak dan tenaga pengajar 7 guru. Selain diajari
membaca al-Qur’an anak-anak juga diajari praktek bacaan solat lima waktu,
wiridan dan doa-doa sesudah solat, anak-anak juga dikenalkan dengan shalawat
agar tumbuh dalam hati mereka kecintaan terhadap nabi Muhammad.
Ada yang menarik dalam pengajaran al-Qur’an
untuk anak-anak TPQ di Desa Tlekung yaitu dengan menggunakan metode Yanbua yang
diajarkan oleh KH Arwani Amin, Kudus yang dimana metode yanbua adalah metode
baca tulis dan menghafal al-Qur’an dan untuk membaca nya anak tidak boleh
mengeja tetapi membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak
putus-putus disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf. Seperti itulah
kehidupan dan ritual keagamaan di Desa Tlekung yang masih sangat kental
diajarkan dan di praktekan oleh masyarakat Desa Tlekung. (Atsna Farihatul Ulya,
Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar