Rabu, 23 Januari 2019


KEHIDUPAN DAN RITUAL KEAGAMAAN DI DESA TLEKUNG

 






Kehidupan keagamaan pada masing-masing wilayah terkadang memiliki keunikan- keunikan tersendiri. Artinya ritual keagamaan ataupun kehidupan keagamaan masyarakat satu dengan yang lainnya akan berbeda-beda, tergantung bagaimana masyarakat tersebut memahami ajaran islam yang mereka dapatkan. Nah salah satu desa yang kental dalam kehidupan keagamaan dan ritual keagamaannya adalah di Desa Tlekung.

Mayoritas penduduk Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, pemeluk agama Islam tercatat kurang lebih 3.872 orang memeluk agama Islam dari 4.144 penduduk di Desa Tlekung dan memiliki enam masjid dan empat belas musholah. Rata-rata penduduk Desa Tlekung menganut paham Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah. Oleh karena itu nuansa keagamaan Islam masih terasa kental dalam kehidupan masyarakat Tlekung. Beragam kegiatan keagamaan Islam rutin digelar di Desa Tlekung.

Warga rutin menggelar pengajian setiap seminggu sekali, pengajian rutin setiap dua minggu sekali dan tahlilan Ibu-ibu dan Bapak-bapak setiap hari Kamis Legi, kemudian Jam’iyah sholawatan Riyadhul Jannah. Namun karena di Desa Tlekung terdiri dari empat Dusun yakni Dusun Krajan lor, Dusun gangsiran Ledok, Dusun Gangsiran Putuk, Dusun Krajan Kidul waktu dan tempat pengajian rutin tiap Dusun pun berbeda salah satunya di Dusun Krajan Lor.

Selain kegiatan keagamaan untuk orang dewasa, Desa Tlekung juga menggiatkan pendidikan agama Islam untuk anak-anak usia dini. Anak-anak sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua nya untuk mengikuti pengajian di TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an) yang sudah difasilitasi oleh aparatur Desa Tlekung setiap hari senin sampai jumat dengan jumlah murid laki-laki 37 anak, perempuan 53 anak dan tenaga pengajar 7 guru. Selain diajari membaca al-Qur’an anak-anak juga diajari praktek bacaan solat lima waktu, wiridan dan doa-doa sesudah solat, anak-anak juga dikenalkan dengan shalawat agar tumbuh dalam hati mereka kecintaan terhadap nabi Muhammad.

Ada yang menarik dalam pengajaran al-Qur’an untuk anak-anak TPQ di Desa Tlekung yaitu dengan menggunakan metode Yanbua yang diajarkan oleh KH Arwani Amin, Kudus yang dimana metode yanbua adalah metode baca tulis dan menghafal al-Qur’an dan untuk membaca nya anak tidak boleh mengeja tetapi membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf. Seperti itulah kehidupan dan ritual keagamaan di Desa Tlekung yang masih sangat kental diajarkan dan di praktekan oleh masyarakat Desa Tlekung. (Atsna Farihatul Ulya, Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim)
  
Kehidupan keagamaan pada masing-masing wilayah terkadang memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Artinya ritual keagamaan ataupun kehidupan keagamaan masyarakat satu dengan yang lainnya akan berbeda-beda, tergantung bagaimana masyarakat tersebut memahami ajaran islam yang mereka dapatkan. Nah salah satu desa yang kental dalam kehidupan keagamaan dan ritual keagamaannya adalah di Desa Tlekung.

Mayoritas penduduk Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, pemeluk agama Islam tercatat kurang lebih 3.872 orang memeluk agama Islam dari 4.144 penduduk di Desa Tlekung dan memiliki enam masjid dan empat belas musholah. Rata-rata penduduk Desa Tlekung menganut paham Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah. Oleh karena itu nuansa keagamaan Islam masih terasa kental dalam kehidupan masyarakat Tlekung. Beragam kegiatan keagamaan Islam rutin digelar di Desa Tlekung.

Warga rutin menggelar pengajian setiap seminggu sekali, pengajian rutin setiap dua minggu sekali dan tahlilan Ibu-ibu dan Bapak-bapak setiap hari Kamis Legi, kemudian Jam’iyah sholawatan Riyadhul Jannah. Namun karena di Desa Tlekung terdiri dari empat Dusun yakni Dusun Krajan lor, Dusun gangsiran Ledok, Dusun Gangsiran Putuk, Dusun Krajan Kidul waktu dan tempat pengajian rutin tiap Dusun pun berbeda salah satunya di Dusun Krajan Lor.

Selain kegiatan keagamaan untuk orang dewasa, Desa Tlekung juga menggiatkan pendidikan agama Islam untuk anak-anak usia dini. Anak-anak sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua nya untuk mengikuti pengajian di TPQ (Taman Pendidikan al-Qur’an) yang sudah difasilitasi oleh aparatur Desa Tlekung setiap hari senin sampai jumat dengan jumlah murid laki-laki 37 anak, perempuan 53 anak dan tenaga pengajar 7 guru. Selain diajari membaca al-Qur’an anak-anak juga diajari praktek bacaan solat lima waktu, wiridan dan doa-doa sesudah solat, anak-anak juga dikenalkan dengan shalawat agar tumbuh dalam hati mereka kecintaan terhadap nabi Muhammad.

Ada yang menarik dalam pengajaran al-Qur’an untuk anak-anak TPQ di Desa Tlekung yaitu dengan menggunakan metode Yanbua yang diajarkan oleh KH Arwani Amin, Kudus yang dimana metode yanbua adalah metode baca tulis dan menghafal al-Qur’an dan untuk membaca nya anak tidak boleh mengeja tetapi membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf. Seperti itulah kehidupan dan ritual keagamaan di Desa Tlekung yang masih sangat kental diajarkan dan di praktekan oleh masyarakat Desa Tlekung. (Atsna Farihatul Ulya, Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Desa Tlekung, Batu

DESA TLEKUNG,  BATU Legenda Desa Dari informasi para sesepuh desa bahwa pada tahun 1814 dari situlah awal mula terbukanya sebuah ...

Desa Tlekung, Batu