Rabu, 23 Januari 2019


BUDAYA RELIGIUS WARGA DESA TLEKUNG BATU

“Allahu akbar Allahu akbar”

Suara adzan saling bersahut-sahutan dari satu masjid ke masjid yang lain juga dari mushollah satu ke mushollah yang lain. Cukup unik, sebuah pedesaan yang mulai menjadi destinasi wisata kota Batu namun budaya keislaman (religious) tetap terjaga dengan baik. Maksud saya dibandingkan dengan desa-desa wisata yang lain. Cukup mudah bagi kita untuk menemukan mushollah dan masjid di desa Tlekung ini. Bahkan di satu dusun saja bisa berdiri empat sampai lima mushollah dan satu masjid.
Selain itu, di desa Tlekung ini juga sudah banyak agenda-agenda rutin keagamaan seperti pengajian, tahlilan, pembacaan sholawat diba’ hingga menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan keagamaan seperti TPQ dan Madrasah Diniyah. Hal ini menandakan bahwa warga desa Tlekung memiliki jiwa spiritual serta budaya religius yang sangat kental.
Bahkan pernah satu kali kesempatan, yaitu saat pelaksanaan sholat Jum’at, khotib dan imam nya adalah Ulama kondang di Malang Raya, bahkan sampai pelaksaan sholat Jum’at itu disiarkan langsung oleh Batu TV.

Istighosah Siswa SD
Siswa siswi SDN Tlekung 02 yang duduk di kelas enam akan menghadapi ujian Nasional dan serangkaian ujian kelulusan lainnya. Pihak sekolah bekerjasama dengan para wali murid yaitu bagian dari warga Tlekung mengadakan doa bersama. Doa bersama biasanya dilakukan hanya sekali dua kali menjelang ujian dan dilaksankana di lingkungan sekolah sendiri, namun di SDN 02 Tlekung ini sedikit berbeda, Istighosah dilakukan di rumah para wali murid secara bergantian dari rumah ke rumah seminggu sekali. Bahkan biaya untuk konsumsi ditanggung oleh wali murid. Hal ini menunjukkan bahwa warga desa Tlekung memiliki kesadaran yang tinggi akan nilai-nilai keagamaan dalam menopang segala urusan kehidupan, khususnya untuk menopang urusan ujian kelulusan putra-putrinya.

Pengajian Rutin
Di masjid Al-Ikhlas, tepatnya yang berada di dusun Krajan Lor ada agenda pengajian atau majlis ta’lim yang dilaksanakan secara rutin. Di hari selasa pengajian diisi oleh gus DR. Yahya, salah satu dosen UNISMA. Pengajian itu dilaksanakan dua minggu sekali. Kemudian di hari jum’at pengajian diisi oleh Habib Nabil dari Batu. Untuk pengajian bersama habib Nabil itu dilaksanakan seminggu sekali. Semuanya dilaksanakan setelah sholat maghrib.
Antusias warga untuk kegiatan pengajian rutin tersebut cukup baik. Bahkan sampai terkadang ada jamaah dari luar desa Tlekung yang ikut bergabung di majlis itu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Desa Tlekung, Batu

DESA TLEKUNG,  BATU Legenda Desa Dari informasi para sesepuh desa bahwa pada tahun 1814 dari situlah awal mula terbukanya sebuah ...

Desa Tlekung, Batu