BUDAYA RELIGIUS WARGA DESA TLEKUNG BATU
“Allahu
akbar Allahu akbar”
Suara adzan
saling bersahut-sahutan dari satu masjid ke masjid yang lain juga dari
mushollah satu ke mushollah yang lain. Cukup unik, sebuah pedesaan yang mulai
menjadi destinasi wisata kota Batu namun budaya keislaman (religious) tetap
terjaga dengan baik. Maksud saya dibandingkan dengan desa-desa wisata yang
lain. Cukup mudah bagi kita untuk menemukan mushollah dan masjid di desa
Tlekung ini. Bahkan di satu dusun saja bisa berdiri empat sampai lima mushollah
dan satu masjid.
Selain itu,
di desa Tlekung ini juga sudah banyak agenda-agenda rutin keagamaan seperti
pengajian, tahlilan, pembacaan sholawat diba’ hingga menjamurnya
lembaga-lembaga pendidikan keagamaan seperti TPQ dan Madrasah Diniyah. Hal ini
menandakan bahwa warga desa Tlekung memiliki jiwa spiritual serta budaya
religius yang sangat kental.
Bahkan
pernah satu kali kesempatan, yaitu saat pelaksanaan sholat Jum’at, khotib dan
imam nya adalah Ulama kondang di Malang Raya, bahkan sampai pelaksaan sholat
Jum’at itu disiarkan langsung oleh Batu TV.
Istighosah Siswa SD
Siswa siswi
SDN Tlekung 02 yang duduk di kelas enam akan menghadapi ujian Nasional dan
serangkaian ujian kelulusan lainnya. Pihak sekolah bekerjasama dengan para wali
murid yaitu bagian dari warga Tlekung mengadakan doa bersama. Doa
bersama biasanya dilakukan hanya sekali dua kali menjelang ujian dan
dilaksankana di lingkungan sekolah sendiri, namun di SDN 02 Tlekung ini sedikit
berbeda, Istighosah dilakukan di rumah para wali murid secara bergantian dari
rumah ke rumah seminggu sekali. Bahkan biaya untuk konsumsi ditanggung oleh
wali murid. Hal ini menunjukkan bahwa warga desa Tlekung memiliki kesadaran
yang tinggi akan nilai-nilai keagamaan dalam menopang segala urusan kehidupan,
khususnya untuk menopang urusan ujian kelulusan putra-putrinya.
Pengajian Rutin
Di masjid
Al-Ikhlas, tepatnya yang berada di dusun Krajan Lor ada agenda pengajian atau
majlis ta’lim yang dilaksanakan secara rutin. Di hari selasa pengajian diisi
oleh gus DR. Yahya, salah satu dosen UNISMA. Pengajian itu dilaksanakan dua
minggu sekali. Kemudian di hari jum’at pengajian diisi oleh Habib Nabil dari
Batu. Untuk pengajian bersama habib Nabil itu dilaksanakan seminggu sekali.
Semuanya dilaksanakan setelah sholat maghrib.
Antusias
warga untuk kegiatan pengajian rutin tersebut cukup baik. Bahkan sampai
terkadang ada jamaah dari luar desa Tlekung yang ikut bergabung di majlis itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar